Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/9897
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiregar, Nina Siti S-
dc.contributor.advisorHasibuan, Effiati Juliana-
dc.contributor.authorNarotama, Ferrari-
dc.date.accessioned2019-02-15T07:09:37Z-
dc.date.available2019-02-15T07:09:37Z-
dc.date.issued2012-
dc.identifier.other038500018en_US
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/9897-
dc.descriptionSalah satu fungsi iklan adalah menginformasikan keberadaan produk kepada konsumennya. Melalui iklan sebuah produk dapat dikenal, disayang, dan dicari oleh khalayak. Hal ini disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa untuk mempengaruhi, sekaligus membentuk opini dan persepsi masyarakat. Salah satu rumusan mengenai tahapan penetrasi iklan yang dikenal dengan konsep attention-interest-desire-decision-action (AIDDA). Dalam rumusan AIDDA, proses terciptanya brand awareness merupakan suatu model yang berkembang mulai tahun 1920an ini menyarankan bahwa tiap penjualan seyogianya secara bertahap menarik perhatian, menawan minat, menciptakan suatu hasrat, memunculkan keputusan dan mendorong tindakan. Sejalan dengan teori tersebut bahwa kesadaran merupakan tahapan paling awal pada hirarki peringkat pengaruh stimuli. Dalam konteks ini, titik awal terciptanya kesadaran akan keberadaan produk (brand awareness) merupakan akibat dari pengolahan stimuli dengan kiat yang terstruktur. Siklus ini sangat dipengaruhi oleh strategi dengan konsep kreativitas yang dilegitimasi pada penciptaan hal-hal baru secara dramatis.en_US
dc.description.abstractOne function of advertising is to inform the existence of the product to its customers, through advertising a product can be known, loved and sought by the public, this is due to the potential for extraordinary advertising to influence, as well as shape people's opinions and perceptions, one formulation of the stages of concept. In the AIDDA formula, the process of creating brand awareness is a model that developed in the 1920s, suggesting that each sale should gradually attract attention, attract interest, create a desire, bring about decision and encourage action. In line with the theory that awareness is the earliest stage in the ranking hierarchy of stimuli influences. In this context, the starting point of creating awareness of product existence (brand awareness) is the result of processing stimuli with structured tips.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectiklan media massa televisien_US
dc.subjectbrand awarenessen_US
dc.subjectkarakter iklanen_US
dc.titleIklan Coca Cola dan Minat Pembeli (Pengaruh Iklan Televisi Minuman Ringan Coca Cola Terhadap Minat Beli Mahasiswa Universitas Medan Area di Medan)en_US
dc.typeSkripsi Sarjanaen_US
Appears in Collections:SP - Communication Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ferrari Narotama - Fulltext.pdfFulltext9.77 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.