Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Harga Diri pada Penderita Penyakit Lupu

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dukungan sosial dengan harga diri. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi dukungan sosial pada penderita penyakit lupus maka semakin tinggi harga diri. Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah harga diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif . Subjek pada penelitian ini adalah para penderita odapus komunitas cinta kupu di praktik dr. gino tann yang berjumblah 43 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini di susun berdasarkan metode sekala likert dengan mengunakan sekala dukungan sosial menurut Menurut Canava dan Dolan (dalqm Tarmidi dan Rambe, 2010) mengemukakan beberapa aspek-aspek dukungan sosial, arfiara adalah dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan insrumental, dukungan informasi dan dukunganjaringan sosial. Penelitian ini juga mengunakan sekala harga diri menurut Coopersmith (dalam linda 2011) aspek-aspek yang terkandung dalam harga diri ada tiga yaitu perasaan perharga, perasaan mampu dan perasaan diterima . Bentuk skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan koefisien reliabilitas dukungan sosial 0,899 dan harga did 0.888. Analisa data menggunakan korelasi r Product Moment (rxy 0,75ldengan p : 0,000 ; p < 0.05). 12 :0,563. Hal ini menunjukkan Harga diri dipengaruhi dukungan sosial sebesar 56,3 persen. Secara umum hasil penelitian ini menyatakan bahwa dukungan sosial dengan harga diri pada penderita lupus tergolong tinggi dimana nilai rata-rata empirik diatas nilai rata-rata hipotetik dalam kurva normal. Nilai ratarata empirik dukungan sosial 15.39, sedangkan ruIai ruta-rata hipotetiknya sebesar 87,50, kemudian rulai rata-rata empirik harga diri :l04.ll sedangkan nilai rata-rata hipotetiknya sebesar: 80,00.