Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Gambas ( Luffa Acutangula L. ) dengan Pemberian Pupuk Organik Cair Limbah Industri Tempe dan Kompos Kulit Bawang Merah

Abstract

Gambas (Luffa acutangula, L.) adalah tanaman sayuran semusim yang termasuk golongan sayuran buah yang berasal dari India, namun telah beradaptasi baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair limbah industri tempe dan aplikasi kompos kulit bawang merah dalam pertumbuhan dan produksi tanaman gambas. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu : pemberian pupuk organik cair limbah industri tempe dan kompos kulit bawang merah. Terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu : B0 = control/tanpa perlakuan, B1 = Pupuk Organik Cair 22 ml/L, B2 = Pupuk Organik Cair 44 ml/L, B3 = Pupuk Organik Cair 66 ml/L. Faktor kedua kompos kulit bawang merah terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu : P0 = Control/tanpa perlakuan, P1 = Kompos Kulit Bawang Merah 10 ton/ha (1,2 kg), P2 = Kompos Kulit Bawang Merah 20 ton/ha (2,4 kg), P3 = Kompos Kulit Bawang Merah 30 ton/ha (3,6 kg). Hasil penelitian menunjukkan adanya kombinasi antara pemberian pupuk organik cair limbah industri tempe dan kompos kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, dan bobot buah per tanaman sampel, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter buah, panjang buah, bobot buah per plot dan jumlah buah per plot. Gambas (Luffa acutangula, L.) is an annual vegetable plant belonging to the fruit vegetable group originating from India, but has adapted well in Southeast Asia including Indonesia. This study aims to determine the effect of liquid organic fertilizer application from tempe industrial waste and application of onion peel compost on the growth and production of gambas. This research method uses a factorial randomized block design (RAK) which consists of 2 factors, namely: application of liquid organic fertilizer from tempe industrial waste and onion skin compost. Consists of 4 levels of treatment, namely: B0 = control/without treatment, B1 = Liquid Organic Fertilizer 22 ml/L, B2 = Liquid Organic Fertilizer 44 ml/L, B3 = Liquid Organic Fertilizer 66 ml/L L. The second factor of onion peel compost consisted of 4 levels of treatment, namely: P0 = Control/without treatment, P1 = Shallot Skin Compost 10 tons/ha (1.2 kg), P2 = Shallot Compost 20 tons/ha (2 ,4 kg), P3 = Compost of Shallot Skin 30 tons/ha (3.6 kg). The results showed that the combination of liquid organic fertilizer from tempe industrial waste and onion peel compost had a significant effect on plant length and fruit weight per sample plant, but had no significant effect on leaf number, fruit diameter, fruit length, fruit weight per plot and number of fruits per plot.