Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/17990
Title: Tinjauan Yuridis Wanprestasi Yang Dilakukan Koperasi Dalam Sebuah Perjanjian Kerjasama (Studi Putusan Nomor: 469/Pdt.6/2014/PN.Mdn)
Other Titles: Juridical Review of Defaults Committed by Cooperatives in a Cooperation Agreement (Study Decision Number: 469/Rev.6/2014/PN.Mdn)
Authors: Adetia, Raka
metadata.dc.contributor.advisor: Hasibuan, A Lawali
Munawir, Zaini
Keywords: tinjauan yuridis;wanprestasi;cooperation agreement;juridical review
Issue Date: 5-Jan-2022
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;148400123
Abstract: Wanprestasi berarti kelalian, kealpaan, tidak menepati janji, tidak memenuhi kontrak. Jadi, wanprestasi adalah suatu keadaan dalam mana seorang debitor (berutang) tidak melaksanakan prestasi yang diwajibkan dalam suatu kontrak, yang dapat timbul karena kesengajaan atau kelalaian debitor itu sendiri dan adanya keadaan memaksa (overmacht). Permasalahan yang di kemukakan oleh peneliti adalah bagaimanakah bentuk wanprestasi dalam perjanjian investasi antara koperasi dengan perorangan, Bagaimanakah pertanggung jawaban pengurus dalam perjanjian investasi yang dilakukan oleh koperasi dengan perorangan, Bagaimana tinjauan yuridis terhadap wanprestasi yang dilakukan koperasi dengan pemberi modal usaha Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 469/Pdt.G/2014/Pn.Mdn). Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif, yang disebabkan karena penelitian ini merupakan penelitian hukum doktriner yang disebut juga penelitian kepustakaan atau studi dokumen yang dilakukan atau ditunjukkan pada peraturan yang tertulis atau bahan hukum yang lain. Kesimpulan pada penilitan ini ada bentuk wanprestasi dalam perjanjian investasi antara koperasi dengan perorangan adalah tidak dijalankan sama sekali. Pertanggung jawaban pengurus dalam perjanjian investasi yang dilakukan oleh koperasi dengan perorangan adalah wajib. Pengurus wajib memberikan pertanggung jawaban untuk menganti kerugian. Saran dalam penelitian ini adalah Agar manajemen koperasi lebih lagi dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan pengelolaan/ kegiatan usaha koperasi dan harus berpedoman kepada UndangUndang Perkoperasian, Mentri Hukum dan Anggaran Dasar, sehingga tidak akan pernah dituntut baik pidana maupun perdata di hadapan Pengadilan. Default means negligence, negligence, not keeping promises, not fulfilling contracts. So, default is a condition in which a debtor (indebted) does not carry out the achievements required in a contract, which can arise due to the intentional or negligence of the debtor itself and the existence of forced circumstances (overmacht). According to J Satrio, Default is a condition where the debtor does not fulfill his promise or does not fulfill it properly and all of them can be blamed on him. The problems raised by the researcher are what is the form of default in investment agreements between cooperatives and individuals, How is the responsibility of the management in investment agreements made by cooperatives with individuals, How is a juridical review of defaults carried out by cooperatives with business capital providers Study of Medan District Court Decision No. . 469/Pdt.G/2014/Pn.Mdn). This type of research is normative juridical research, which is because this research is doctrinal legal research which is also called library research or document study that is carried out or shown in written regulations or other legal materials. The conclusion in this research is that there is a form of default in the investment agreement between cooperatives and individuals which is not implemented at all. The responsibility of the management in investment agreements made by cooperatives with individuals is mandatory. The management is obliged to provide responsibility for compensation for losses. The juridical review of the default by the cooperative with the venture capital provider resulted in the Medan District Court Judge partially granting the lawsuit. The suggestion in this research is that cooperative management can be more responsible in carrying out cooperative management/business activities and must be guided by the Cooperative Law, the Minister of Law and the Articles of Association, so that they will never be prosecuted either criminally or civilly before the Court.
Description: 52 Halaman
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/17990
Appears in Collections:SP - Civil Law

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
148400123_Raka Adetia_Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV450.19 kBAdobe PDFView/Open Request a copy
148400123_Raka Adetia_Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I,II,III,V, Bibliography788.38 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.