Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/17457
Title: Perencanaan Pembangunan Convention Hall Di Kota Medan
Other Titles: Planning for Convention Hall Development in Medan City
Authors: Damanik, Jabenli
metadata.dc.contributor.advisor: Suprayetno
Keywords: perencanaan pembangunan;convention hall;building construction planning
Issue Date: Jan-2017
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;128140009
Abstract: Convention merupakan fasilitas gedung yang menjadi salah satu syarat pada suatu kota untuk menjadikannya sebagai kota MICE. Tidak hanya event Nasional atau Internasional saja bangunan ini akan bermanfaat. Event – event lokal seperti acara seminar, konser musik, acara pernikahan menjadi event – event yang biasanya di selenggarakan di gedung ini. Industri MICE sendiri merupakan industri yang bergerak di bidang jasa akomodasi untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition. Industri ini dalam beberapa tahun terakhir sangat menguntungkan dunia dengan tercatat tahun 2006 saja menurut United Nation World Tourism Organization (UNWTO) pemasukan sektor pariwisata mencapai U$ 733 Miliar dengan wisatawan dunia mencapai 800 juta wisatawan. Industri ini juga menguntungkan di Indonesia dengan pemasukan di sektor pariwisata mencapai 255 Miliar rupiah menurut Data Satelit Pariwisata Nasional. Dalam arah perkembangan kota Semarang yang akan datang adalah diarahkannya ibukota propinsi Jawa Tengah ini menjadi kota MICE, dengan resiko aspek kepariwisataan harus dipacu agar maju lebih kuat. Terbukti dengan perkembangan Semarang menuju kota tujuan MICE, ekonomi Semarang hingga tahun 2012 meningkat rata – rata 6,4% tiap tahunnya berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. Agar aspek kepariwisataan kota Semarang ini semakin kuat, maka harus memperhatikan dan mengembangkan beberapa aspek salah satunya yakni aspek penyediaan bangunan untuk Konvensi dan Eksibisi. Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah mempunyai sekitar 48 tempat gedung pertemuan dan pameran, sedang kapasitas terbanyak untuk gedung pertemuan dan pameran mampu menampung sekitar 5000 tamu, yaitu gedung Marina Convention Centre. Kurangnya gedung Convention and Exhibition Centre yang mampu menampung lebih dari 2000 orang menjadi sebuah masalah baru. Setiap tahunnya acara seperti pameran, acara rapat atau kampanye partai yang sedang marak di agendakan pada tahun ini membutuhkan akomodasi dengan kapasitas lebih dari 1000 orang. Sedangkan pada kenyataannya saat ini kota Semarang hanya mempunyai 2 tempat yang mampu menampung 2000 orang lebih dalam satu tempat. Sehingga dibutuhkan tambahan Convention dan Exhibition Centre dengan kapasitas lebih dari 2000 orang.-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Convention is a building facility that is one of the requirements for a city to make it a MICE city. Not only national or international events, this building will be useful. Local events such as seminars, music concerts, weddings are events that are usually held in this building. The MICE industry itself is an industry that is engaged in accommodation services for Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition activities. This industry in recent years has greatly benefited the world, with the United Nations World Tourism Organization (UNWTO) recorded that in 2006 the tourism sector's income reached US$ 733 billion with world tourists reaching 800 million tourists. This industry is also profitable in Indonesia with income in the tourism sector reaching 255 billion rupiah according to National Tourism Satellite Data. In the direction of the future development of the city of Semarang, the capital city of Central Java province is directed to become a MICE city, with the risk that the tourism aspect must be encouraged to move forward more strongly. As evidenced by the development of Semarang towards the MICE destination city, Semarang's economy until 2012 increased by an average of 6.4% per year based on data from the Central Statistics Agency. In order for the tourism aspect of the city of Semarang to be stronger, it must pay attention to and develop several aspects, one of which is the aspect of providing buildings for Conventions and Exhibitions. Semarang as the capital of Central Java has around 48 meeting and exhibition halls, while the largest capacity for meeting and exhibition buildings can accommodate around 5000 guests, namely the Marina Convention Center building. The lack of a Convention and Exhibition Center building that can accommodate more than 2000 people is a new problem. Every year events such as exhibitions, meetings or party campaigns that are currently being planned this year require accommodation with a capacity of more than 1000 people. While in reality currently the city of Semarang only has 2 places that can accommodate more than 2000 people in one place. So that an additional Convention and Exhibition Center is needed with a capacity of more than 2000 people.
Description: 39 Halaman
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/17457
Appears in Collections:SP - Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
128140009 - Jabenli Damanik - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I,II,III,Bibliography971.34 kBAdobe PDFView/Open
128140009 - Jabenli Damanik - Chapter IV V.pdf
  Restricted Access
Chapter IV-V919.49 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.