Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/14624
Title: Laporan Praktek Kerja Lapangan di Balai Penelitian Sungei Putih
Other Titles: Field Work Practice Report at Sungei Putih Research Institute
Authors: Namohaji, Dana Hendrawan
Margolang, Indra Gunawan
Prayogo, Muhammad Agung
Wahyudi, Dandi
Nurwala, Lulu
Hasibuan, Putra Akhiruddin
Batubara, Ichvan Syahdani
NPM;178210123
metadata.dc.contributor.advisor: Lubis, Zulkarnain
Keywords: perusahaan perkebunan;aspek lingkungan;tanaman belum menghasilkan;penyulaman;pengendalian gulma;pengendalian hama;tanaman menghasilkan
Issue Date: 11-Sep-2020
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;178210044
NPM;178210024
NPM;178210010
NPM;178210081
NPM;178210091
NPM;178210103
Abstract: 1. Kebun entres terdiri atas klon-klon unggul yang sudah dianjurkan sebagai bahan tanam untuk pertanaman komersial. Bibit untuk kebun kayu okulasi berasal dari perbanyakan okulasi. 2. Pemberian pupuk pada tanaman karet bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan produksi getah. Pemberian pupuk diketahui mampu meningkatkan produksi getah karet 10 hingga 33%. Pemupukan tanaman karet dilakukan sejak penanaman bibit hingga tanaman berumur 20 tahun. 3. Biji karet yang akan dikecambahkan dipilih yang masih segar baru jatuh dari pohon atau maksimal 4 hari setelah jatuh. Pengamatan bisa dilakukan dengan membelah biji karet dan memperhatikan warna daging bijinya. 4. Dalam kegiatan okulasi yang menggabungkan sifat unggul dari kedua klon dalam satu individu, maka diperlukan kompatibilitas dari kedua batang tanaman karet. 5. Penyulaman/ penyisipan Penyulaman merupakan kegiatan penggantian tanaman yang mati atau terhambat pertumbuhannya dengan tanaman yang baru. 6. Pengendalian gulma di perkebunan karet menggunakan tiga teknik yaitu secara manual (mekanis), kultur teknis, dan khemis. 7. Waktu yang baik untuk melakukan penyadapan adalah saat kondisi Turgor masih tinggi yaitu pada pagi hari tepatnya pukul 05:45, sesuai dengan waktu daerah masing-masing. Pengumpulan latek di mulai pukul 12.00 wib disitu para penderes mengumpulkan hasil lates kedalam ember dan pada pukul 14.00 para penderes/ penyadap pergi kegudang untuk menimbangkan hasil latek yang mereka peroleh dari pagi , setelah lates di timbang baru lateks di cek berapa kandungan air yang terdapat pada emkaret murni. 8. Kelapa sawit (Eloeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan belantara negara tersebut.
Description: 75 Hlm
URI: http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/14624
Appears in Collections:Laporan Kerja Praktik (LKP)



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.