Pengaruh Pemberian Kompos Ampas Tebu dan POC Limbah Buah Jambu Biji Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays Saccherate start)

Abstract

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Medan Area, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara pada bulan Maret-Juni 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan 2 (dua) faktor perlakuan yaitu: 1) Faktor Kompos Ampas tebu dengan notasi (K) yang terdiri dari 4 level yaitu KO = tanpa kompos (kontrol); K1 = kompos ampas tebu 10,42 ton / ha (1,5 kg / plot); K2 = kompos ampas tebu 20,83 ton / ha (3 kg / plot); K3 = kompos ampas tebu 31,25 / ha (4,5 kg / plot), dan 2) Faktor POC limbah buah jambu (J) terdiri dari 4 taraf, yaitu: J0 = tanpa POC limbah buah jambu biji; J1 = POC limbah buah jambu biji konsentrasi 25% (250 ml POC / 750 ml air); J2 = POC limbah buah jambu biji konsentrasi 50% (500 ml POC / 500 ml air); J3 = POC limbah buah jambu biji konsentrasi 75% (750 ml POC / 250 ml air). Setiap perlakuan diulang sebanyak 2 (dua) kali sehingga didapatkan 32 plot percobaan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: Tinggi tanaman (cm), Jumlah Daun (helai), Luas Daun (cm), Panjang Tongkol (cm), Berat tongkol dengan klobot per sampel (g), Berat tongkol per plot (g), jumlah baris per tongkol, jumlah biji per baris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pemberian kompos ampas tebu tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah baris per tongkol dan jumlah biji per baris, tetapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang tongkol, berat tongkol sampel dengan klobot, berat sampel tanpa klobot dan berat tongkol per plot dengan klobot serta berpengaruh sangat nyata terhadap luas daun. Pemberian POC limbah buah jambu biji tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah baris per tongkol dan jumlah biji per baris,tetapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, panjang tongkol, berat tongkol sampel dengan klobot, berat tongkol sampel tanpa klobot dan berat tongkol per plot dengan klobot = compound cane residue 10,42 tons/ha (1.5 kg/plot) K2 = compound cane residue 20,83 tons/ha (3 kg/plot); K3 = compost cane residu 31,25 / ha (4.5 kg/plot), and of 4 level POC factor of guava waste (J) has four levels, namely: J0 = without poc guava waste; J1 = POC concentrative guava waste 25% (250 ml POC / 750 ml water); J2 = POC concentration-guava waste (500 ml POC / 500 ml water); J3 = poc concentration guava waste 75% (750 ml poc / 250 ml water). Each treatment was repeated 2 (two) times so it had 32 experimental plots. The parameters observed in this study are: plant height (cm), number of leaves (strands), width of leaves (cm), ear length (cm), tongkol weight with per sample clobot (g), tongkol weight per plot (g), number of rows per cob, number of grains per row. Production result Research indicates that the effects of sugarcane fragmentation have no real bearing on the number of leaves, the number of rows per ear and the number of seeds per line, but have a definite bearing on the plant's height, the length of the cob, the weight of the cob with the clobot, the weight of the samples without the clobot and the ear weight of the plot with the clobot and the actual weight of the leaf over the area. The production of guava waste products has no real bearing on the number of leaves, the number of rows per ear and the number of seeds per line, but it has a real effect on the plant's height, the area of the leaf, the length of the cob, the weight of the cob sample with the clobot, and the weight of the cob sample without the clobot and the ear weight of a plot with the clobot.