Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12503
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorParinduri, M.Abrar-
dc.date.accessioned2020-11-27T03:37:15Z-
dc.date.available2020-11-27T03:37:15Z-
dc.date.issued2019-09-06-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12503-
dc.descriptionAda banyak yang berpendapat bahwa peristiwa hijrah Rasulullah ini merupakan momentum untuk membahagiakan hati Rasul yang memang kala itu mendapat musibah yang bertubi-tubi. Dimulai dengan kematian istri tercinta, Khadijah Ra, kemudian kematian pamannya, Abu Thalib, dan juga penolakan-penolakan dari penduduk Mekkah terhadap keberadaan Rasulullah Saw. Semua peristiwa ini menjadi gundah gulana pada diri Rasul. Sehingga apa yang dialami Rasul ini kemudian didengar oleh Allah, dan pada akhirnya Jibril menyampaikan berita kepada Rasulullah untuk hijrah.Hijrah juga tidak hanya dimaknai dengan perpindahan tempat, namun juga perpindahan kondisi. Atau dalam bahasa sekarang dikenal dengan istilah move-on, dari kondisi yang tidak baik menuju kondisi yang baik. Sebagai dosen, kita hijrah dari cara mengajar yang buruk menjadi lebih baik. Sehingga akan melahirkan karisma dalam diri kita, menjadikan diri kita berwibawa di mata mahasiswa. Sebagai pegawai, kita hijrah dari pelayanan yang buruk, bekerja dengan malas-malasan menjadi lebih baik dan produktif. Hijrah di segala aspek dan dimensi kehidupan kita.en_US
dc.description.abstractThere are many who argue that the hijra event of the Messenger of Allah is a momentum to make the Prophet's heart happy Indeed, at that time there was a calamity that was tumultuous. Starting with the death of his beloved wife, Khadija Ra, then the death of his uncle, Abu Talib, and also the rejection of the people of Mecca against the existence of the Messenger of Allah. He said, "O my people, worship God; Hijrah is also not only defined by displacement, but also displacement of conditions. Or in a language now known as move-on, from bad conditions to good conditions. As lecturers, we move from a bad way of teaching to a better one. So that it will give birth to charisma in us, making ourselves authoritative in the eyes of students. As employees, we move from bad service, work lazily to be better and productive. Hijrah in all aspects and dimensions of our lives.en_US
dc.description.sponsorshipBuletin Taqwa Universitas Medan Area Periode September 2019en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectpsikologisen_US
dc.subjectsosiologisen_US
dc.subjectrasullahen_US
dc.subjecthijrahen_US
dc.titleHikmah Psikologis dan Sosiologis di Balik Peristiwa Hijrah Rasulullah Muhammad SAWen_US
dc.title.alternativeThe Psychological and Sociological Wisdom Behind Events Hijrah Prophet Muhammad SAWen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Buletin Taqwa

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
M Abrar Parinduri - Hikmah Psikologi dan Sosiologis di balik Peristiwa Hijrah.pdfArticle212.65 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.