Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12438
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMatondang, Ahmad Yaqub-
dc.date.accessioned2020-11-16T07:52:50Z-
dc.date.available2020-11-16T07:52:50Z-
dc.date.issued2019-04-22-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12438-
dc.description.abstractDiinul Islam sangat memperhatikan thaharah, masalah kebersihan. Baik yang terkait dengan kebersihan dari segala sesuatu yang berbentuk fisik, atau juga kebersihan dalam pengertian maknawi. Kebersihan dari aspek fisik telah ditentukan bagaimana kita mensucikan diri dari najis atau kotoran. Sedangkan kebersihan yang terkait dengan maknawi, kita diperintahkan untuk melakukan wudhu’, tayammum, ataupun juga mandi. Tayammum merupakan bahagian dari thaharah untuk menggantikan pelaksanaan wudhu’ ataupun mandi karena satu dan lain hal. Ada halangan, kita diberikan jalan keluar.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectkaifayatnyaen_US
dc.subjectbertayammumen_US
dc.titleSyarat Dibolehkan Bertayamum dan Kaifiyatnyaen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Buletin Taqwa

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Yaqub Matondang - Syarat Dibolehkan Bertayammum dan Kaifiyatnya.pdfarticle203.41 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.