Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/11663
Title: Analisis Finansial dan Ekonomi Tanaman Sela (Jagung dan Kedelai) pada Areal Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
Authors: Lubis, Ilham
metadata.dc.contributor.advisor: Lubis, Yusniar
Erwin
Keywords: intercropping;corn;soybean;oil palm;tanaman sela;jagung;kedelai;kelapa sawit
Issue Date: Aug-2018
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;161802018
Abstract: Indonesia is an agricultural country, but ironically Indonesia is very fragile in food security. This can be seen from the 3 main commodities of rice, maize and soybean crops imported by Indonesia. For this reason, the government has set a special effort (upsus) for rice, corn and soybeans (pajale), one of which is the use of pajale as an intercropping on oil palm plantations. Technically, pajale can be planted in the oil palm TBM area, especially corn and soybeans. But the financial aspects of the economy have not been much studied. This study aims to examine the financial and economic analysis of corn and soybean intermittent crops on oil palm TBM; know the level of land use efficiency; and assesses the comparative efficiency of monoculture plants for palm oil and soybean plants for soybean and soybean plants in TB maritime plants. The study was conducted in the Sorolangun PPKS plantation in the Sorolangun District of Jambi. The research methods used include analysis of farming, Revenue Cost Ratio (RCR), Return on Investments (ROI), Land Equivalent Ratio (LER), and Land Equivalent Optimize Ratio (LOER). The results showed that the corn and soybean crop systems of cassava seeds did not produce financially and economically feasible, with RCR values of 1.53 and 1.50 (superior and local soybean seeds), and RCR 2.03 and 1.49 (local and superior seed corn). The efficiency of the use of capital crops for corn and soybean in the first year before and after yielding seeds is quite high, with ROI values of 36.62% and 22.90% per planting season or ROI of 109.86% and 68.69% per year for corn seeds of superior and local seeds. For soybean plants, ROI values of 18.42% and 17.04% per planting season or ROI of 55.25% and 51.12% per year for superior and local seeds are obtained. While from the efficiency of land use, the LER value of corn and starch is 0.95 and 0.85 which shows that planting corn and soybean (effective land area of 7,200 m2 per palm oil) has a productivity of 95% and 85% when compared to monoculture plants, however LOER values of corn and soybeans per ha are 1.32 and 1.18, which shows that corn and soybean as intercropping in TBM are more efficient with the same area per hectare. Based on the comparison of indicators of the efficiency of land use, business, and capital use, corn plants as intercropping in TBM oil palm plantations are more profitable compared to soybean plants.
Description: Indonesia merupakan negara agraris, namun ironisnya Indonesia sangat rapuh dalam ketahanan pangan. Hal ini dapat dilihat dari 3 komoditi utama tanaman pangan padi, jagung dan kedelai diimpor oleh Indonesia. Untuk itu, pemerintah menetapkan upaya khusus (upsus) padi, jagung dan kedelai (pajale) yang salah satu programnya yaitu pemanfaatan untuk pajale sebagai tanaman sela pada lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit. Secara teknis, pajale dapat ditanam di areal TBM kelapa sawit terutama jagung dan kedelai. Namun secara aspek finansial ekonomi belum banyak dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji analisis finansial dan ekonomi tanaman sela jagung dan kedelai pada TBM kelapa sawit ; mengetahui tingkat efisiensi penggunaan lahan; dan mengkaji komparasi efisiensi tanaman monokultur kelapa sawit dan kombinasi usaha tani tanaman sela jagung dan kedelai pada TBM kelapa sawit. Penelitian dilakukan di kebun PPKS Sorolangun Kabupaten Sorolangun Jambi. Metode Penelitian yang digunakan meliputi analisis usaha tani, Revenue Cost Ratio (RCR), Return on Investmen (ROI), Land Equivalent Ratio (LER), dan Land Equivalent Optimize Ratio (LOER). Hasil penelitian menunjukkan sistem tanaman sela jagung dan kedelai pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan layak secara finansial dan ekonomi, dengan nilai RCR 1,53 dan 1,50 (kedelai benih unggul dan lokal), serta RCR 2,03 dan 1,49 (jagung benih unggul dan lokal). Efisiensi penggunaan modal pada tanaman sela jagung dan kedelai pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan cukup tinggi, dengan nilai ROI sebesar 36,62% dan 22,90% per musim tanam atau ROI sebesar 109,86% dan 68,69% per tahun untuk tanaman jagung benih unggul dan lokal. Untuk tanaman kedelai diperoleh nilai ROI sebesar 18,42% dan 17,04% per musim tanam atau ROI sebesar 55,25% dan 51,12% per tahun untuk benih unggul dan lokal. Sedangkan dari efisiensi penggunaan lahan, nilai LER jagung dan kedealai sebesar 0,95 dan 0,85 yang menunjukan bahwa penanaman jagung dan kedelai (luas lahan efektif 7.200 m2 per ha sawit) memiliki produktivitas 95% dan 85% jika dibandingkan dengan tanaman monokultur, namun nilai LOER jagung dan kedelai per ha sebesar 1,32 dan 1,18 yang menunjukan bahwa jagung dan kedelai sebagai tanaman sela pada TBM lebih efisien dengan luasan yang sama per ha nya. Berdasarkan komparasi indikator efisiensi penggunaan lahan, usaha, dan penggunaan modal, tanaman jagung sebagai tanaman sela pada pertanaman kelapa sawit TBM lebih menguntungkan dibandingkan dengan tanaman kedelai.
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/11663
Appears in Collections:MT - Master of Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
161802018 - Ilham Lubis - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, Biblioghraphy1.15 MBAdobe PDFView/Open
161802018 - Ilham Lubis - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV248.85 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.