Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10108
Title: Analisis Sistim Pemasaran Kopi Pembinaan di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara
Authors: Tetty, Rudsel Triana
metadata.dc.contributor.advisor: Pane, Erwin
Rahman, Abdul
Keywords: sistim pemasaran kopi;pemasaran
Issue Date: 2010
Publisher: Universitas Medan Area
Description: Kabupaten Dairi merupakan daerah penghasil berbagai komoditas pertanian, baik dari sektor perkebunan maupun tanaman pangan dan hortikultura. Peranan sektor pertanian sangat penting sehingga perekonomian Kabupaten Dairi sangat tergantung pada sektor agribisnis. Permasalahan utama yang dihadapi para petani kopi di Kabupaten Dairi adalah bahwa mereka tidak memiliki akses yang baik ke pasar sehingga para petani tidak mengetahui tingkat harga yang sesungguhnya. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui saluran tataniaga dan fungsi lembaga masing-masing saluran tataniaga dalam pemasaran kopi di Kabupaten Dairi. 2. Menganalisis penyebaran biaya pemasaran , price spread dan share margin pada masing-masing saluran tataniaga kopi di Kabupaten Dairi. 3. Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran kopi pada masing-masing saluran tataniaga kopi di Kabupaten Dairi. 4. Menganalisis perbedaan penerimaan petani pada masing-masing saluran tataniaga kopi di Kabupaten Dairi. Propinsi Sumatera Utara lokasi penelitian adalah di Kabupaten Dairi yang di laksanakan selama 3 bulan di mulai dari Januari s/d Maret 2010. Daerah penelitian di tentukan secara random pada 3 kecamatan yaitu kecamatan Sidikalang, Sumbul dan Tiga Lingga dan sampel petani secara random 60 orang, di pilih 20 orang dari setiap kecamatan, Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pemasaran terdiri dari tiga saluran tataniaga. Saluran I menunjukkan bahwa petani menjual kopi kulit tanduk setengah kering langsung ke eksportir dengan harga Rp.14.000,- per Kg, selanjutnya eksportir melepas/ menjual kopi kering dengan harga Rp.29.300,- per Kg. Saluran II menunjukkan bahwa petani menjual kopi setengah kering kepada pedagang pengumpul kabupaten dengan harga Rp. 13.100,- per Kg, selanjutnya biji kopi setengah kering dijual ke eksportir dengan harga Rp. 13.900,- per Kg, oleh eksportir melepas I menjual kopi kering dengan harga Rp. 29.300,- per Kg. Saluran III menunjukkan bahwa petani menjual biji kopi setengah kering kepada pedagang pengumpul kecamatan dengan harga Rp. 11.600,- per Kg, kemudian biji kopi setengah kering dijual kepada pedagang pengumpul kabupaten dengan harga Rp. 12.300,- per Kg, dan biji kopi setengah kering dijual lagi ke eksportir dengan harga Rp. 13.100,- per Kg, oleh eksportir melepas/menjual kopi kering dengan harga Rp. 29.300,- per Kg. Share margin harga jual petani pada saluran I (47.79%) lebih tinggi dari pada saluran II ( 44,53%) dan saluran III (39,60%) artinya semakin pendek mata rantai tataniaga kopi maka share margin yang di peroleh petani semakin besar , sebaliknya efisiensi pemasaran, biaya pemasaran profit margin lebih tinggi pada Saluran II dari Saluran III dari pada Saluran I. Dengan demikian dari sisi pendapatan petani Saluran I lebih efisien dibanding Saluran tataniaga lainnya.
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10108
Appears in Collections:MT - Master of Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
081802026_Rudsel Triana Tetty.pdfFulltext1.51 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.